Waiting For You * Remember Rain With You*Ada Cerita di Balik Hujan

Pages

Rabu, 21 Maret 2012

ALLAH MAHA ADIL MENJADIKAN HIDUP DIDUNIA SEBAGAI UJIAN

        Ada orang yang mengeluh, kenapa ya kok saya dilahirkan sebagai anaknya
orang miskin, sehingga sekarang saya miskin, saya tidak sekolah, saya
tidak bisa merasakan fasilitas-fasilitas yang ada karena saya tidak cukup
kaya untuk mendapatkannya. Ada yang mengeluh karena ia lahir sebagai anak
cacat, atau buruk rupa, atau kekurangan-kekurangan lain sebagai manusia
normal. Ada juga orang yang sebenarnya memiliki banyak kelebihan dibanding
orang lainnya, tetapi ia masih saja mengeluh, sedih, merasa tidak bahagia,
karena ia memang memiliki harapan selangit dan tidak bisa mencapainya,
sehingga ia terus disiksa oleh harapan yang tidak kunjung diraihnya itu.
Inilah orang yang tertipu, lalai, lena, terhijab dirinya dari rahasia
Allah, tertutup pendangannya dari keadilan Allah, tidak bisa melihat
keadilan Allah.

       Keadilan Allah terletak pada dijadikannya dunia dengan segala peristiwa
yang terjadi diatasnya sebagai realitas semu, tidak sejati. Realitas semu
ini di-desain sebagai ujian bagi manusia, untuk nge-test manusia. Maka
segala yang ada, segala yang terjadi, hanyalah ujian belaka. Kondisi jasad
kita, kekayaan, asesoris, status sosial, kehormatan, atribut, … adalah
ujian. Kaya atau miskin hakikatnya sama, sama-sama ujian. Perbedaannya
hanya terletak pada bagaimana kita memberikan respon terhadap semua ujian
itu. Dan uniknya dunia ini memang terletak pada keragaman keadaan manusia,
setiap orang memiliki ujian-ujian masing-masing, sehingga kehidupan
menjadi dinamis, tidak statis, tidak monoton, seni kehidupan yang
merupakan kreasi Maha Tinggi dari Allah Yang Serba Maha. Ada yang kaya,
ada yang miskin, ada yang pejabat, ada yang rakyat, ada petani, nelayan,
gelandangan, pengungsi, menteri, pengusaha, politikus, kyai, … tetapi
hakikatnya semua sama, sama-sama sedang diuji dengan realitas-realitas
masing-masing yang menyertai hidup manusia.

      Sungguh, kemuliaan manusia tidak terdapat pada kekayaannya, kegagahannya,
kemewahannya, "kebahagiaan"-nya di dunia. Semua itu hanya ujian hidup.
Semua itu bukan kesejatian. Kesejatian ada di akhirat sana, di hari akhir
kelak, di saat dimana tidak ada pertolongan melainkan pertolongan Allah.
Boleh jadi, ada orang yg hidup senang berlimpah kemewahan di dunia, kita
sangka itu kemuliaan, padahal boleh jadi malah itu yg akan mengantarkan
kita pada kehinaan di akhirat kelak karena kita lupa diri selama di dunia.
Dan boleh jadi kita sangka seseorang itu miskin, hina di dunia, sengsara
hidupnya, tetapi ia menjadi manusia mulia di sisi Allah, bahagia diakhirat
kelak. Ia mulia, bukan karena kemewahan, bukan sebab kegagahan, tetapi
karena ia lulus ujian selama di dunia ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar